Banyumas โ Pesantren kini bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga tempat pengembangan literasi media dakwah dan keterampilan lainnya. Hal ini terbukti dalam Pelatihan dan Pedampingan Pengembangan Website Informasi Pesantren Muhammadiyah Banyumas sebagai Media Dakwah yang diadakan oleh LP2M Banyumas di PPM ZAM ZAM Kampus 3, dengan Assoc. Prof. Dr. Makhful, M.Ag. sebagai pemateri I mengenai peran website sebagai media dakwah dan sarana pengelolaan informasi pesantren dan Havidz Cahya Pratama, M.Pd. mengenai pengembangan media digital pendidikan Islam berbasis website , Rabu (17/5/25). Acara ini menekankan pentingnya literasi di lingkungan pesantren dan bagaimana literasi menjadi kunci kemajuan.
Dalam sesi pelatihan yang interaktif, Makhful menjelaskan bahwa literasi tidak hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis. โLiterasi dakwah adalah jantung kemajuan suatu kelompok,โ tegasnya. Literasi mencakup kemampuan memahami, menganalisis, dan menerapkan informasi. Pesantren dengan tingkat literasi tinggi dapat mencetak santri yang tidak hanya berilmu agama, tetapi juga berpikiran kritis dan berwawasan luas.
Alvin menekankan tiga aspek penting literasi dakwah di pesantren:
- Peningkatan Wawasan dan Pengetahuan: Literasi membantu santri memperluas wawasan tidak hanya dalam bidang agama tetapi juga ilmu pengetahuan umum. Hal ini penting agar santri dapat memahami konteks dunia yang lebih luas dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Membangun Kemandirian Berpikir: Literasi memungkinkan santri berpikir mandiri dan kritis. Dengan kemampuan ini, mereka dapat mengevaluasi informasi secara objektif dan membuat keputusan berdasarkan data dan fakta yang ada.
- Pengembangan Keterampilan Jurnalistik: Dalam dunia jurnalistik, literasi adalah dasar utama. Santri yang memiliki kemampuan literasi yang baik dapat menjadi jurnalis handal, menyajikan informasi dengan akurat dan menarik, serta berkontribusi dalam menyebarkan informasi yang benar di masyarakat.
Havidz juga menyoroti peran strategis media dakwah pesantren dalam meningkatkan literasi melalui beberapa langkah berikut:
- Mengintegrasikan Program Literasi dalam Kurikulum: Kurikulum pesantren dapat diperkaya dengan program-program literasi terstruktur seperti kelas menulis, diskusi buku, dan pelatihan jurnalistik. Ini membantu santri mengembangkan kemampuan literasi mereka secara sistematis.
- Menyediakan Sumber Daya Literasi: Fasilitas seperti perpustakaan lengkap dan akses internet dapat meningkatkan minat dan kemampuan literasi santri. Dengan akses yang lebih luas terhadap berbagai sumber bacaan, santri dapat memperkaya pengetahuan mereka.
- Mendorong Budaya Baca: Menciptakan budaya baca di pesantren bisa dilakukan melalui kegiatan membaca bersama atau lomba membaca. Ini akan meningkatkan minat baca dan membangun komunitas literasi yang kuat di dalam pesantren.
Havidz juga membahas tantangan dalam meningkatkan literasi media dakwah di pesantren seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya minat baca, dan keterbatasan waktu karena padatnya kegiatan. Untuk mengatasi ini, ia menyarankan pendekatan kolaboratif antara pesantren, pemerintah, dan masyarakat. Misalnya, menggandeng perpustakaan daerah, komunitas literasi, dan pihak swasta untuk menyediakan buku dan materi literasi lainnya.